Secara khusus kepada KapanLagi.com® Devie mengatakan, "Bisa jadi, game ini punya dampak yah terhadap psikologis orang yang memainkannya. Namun akan lebih baik apabila hal ini bisa dibuktikan lewat penelitian yang sistematik terlebih dahulu."
Mereka yang memainkan game ini begitu beragam ekspresinya. Mulai dari tertawa, kesal, kecewa, hingga marah-marah, tertuang dalam berbagai video yang dapat kita saksikan di situs video YouTube.
Menanggapi ragam ekspresi tersebut, Psikolog Fudin Pang akp, Cht, S,Psi, M,Psi yang akrab disapa Fudin Pang mengemukakan, kecenderungan bagi seseorang dapat marah-marah ataupun merusak peralatan gadget mereka.
Fudin Pang menambahkan, "Tergantung yah oleh seberapa besar reaksi emosionalnya, jika sudah sangat mengganggu ketenangan hidup orang lain dan diri sendiri, sudah tidak mampu mengontrol, itu baru bisa dinamakan sebagai gangguan kejiwaan."
Di sisi lain Devie menambahkan bahwa ragam Gimick tersebut adalah sebagai sesuatu hal yang wajar. Namun akan menjadi masalah serius bila hal-hal tersebut sudah menggangu kenyamanan orang lain.
Lebih jauh Devie mengatakan, "Hal tersebut wajar. Bandingkan saja seseorang yang sehari-hari ramah, manakala mengemudi kendaraan, bisa menjadi pemberang. Game atau aktivitas yang kita jalani memang mempengaruhi tingkah-polah kita pada saat menjalaninya. Dalam hal ini, game Flappy Bird yang sangat sulit memang merangsang seseorang untuk marah-marah. Hal ini tak masalah selama oknum bersangkutan tetap bisa menjaga agar perilakunya tidak mengganggu kenyamanan orang lain yang berada di sekelilingnya."
Hal lain yang timbul saat memainkan game ini adalah rasa penasaran. Rasa penasaran ini muncul saat burung telah tewas menabrak pipa sementara score yang dihasilkan hanya kecil. Rasa penasaran ini pula yang kemudian membuat orang-orang yang memainkan game tersebut ingin terus mengulang permainan sejak level awal. Bahkan tak jarang orang bisa marah-marah saat game ini harus berakhir.
Dugaan kecanduan akan sebuah game sendiri, menurut Fudin Pang baru bisa di katakan jika ada efek yang lebih besar yang ditimbulkan bila seseorang tidak memainkan game tersebut.
Lebih lanjut Fudin mengemukakan, "Menurut penelitian, kecanduan game sudah dikategori dalam gangguan psikologis yang setara dengan kecanduan narkoba. Mereka akan ketagihan dan ketergantungan, tak mampu mengendalikan diri, melupakan semua tanggung jawab kehidupan, bahkan dalam tahap tertentu, dapat melakukan sesuatu melanggar norma."
Sementara saat ditanya tentang tingginya volume kecenderungan orang menghabiskan waktu utuk bermain game, Devie mengatakan, "Tingkat adiksi dari permainan elektronik memang selalu tinggi, terlebih kini perusahaan-perusahaan berinvestasi besar untuk merancang game yang menarik dan menimbulkan kecanduan. Waktu yang dihabiskan untuk bermain game dalam seminggu bila seluruh penduduk dunia dijumlahkan mencapai 3 miliar jam per minggu."
Devie juga menambahkan tingginya kecenderungan tersebut tidak semata dapat diartikan secara negatif. Sebab menurutnya, kecenderungan menghabiskan waktu bermain game sangat kecil pengaruhnya terhadap produktivitas ataupun fungsi peran seseorang dalam bermasyarakat.
Lebih jauh Devie menjelaskan, "Orang-orang akan menghabiskan banyak waktu luangnya untuk bermain game dibanding kegiatan yang lain. Namun secara umum, hal ini tidak akan benar-benar mempengaruhi produktivitas atau merusak sebagaimana narkoba. Para pemain game yang kecanduan biasanya tetap bisa menjalankan perannya di masyarakat dengan baik. Bahkan ada penelitian yang menyebutkan, permainan game meningkatkan kemampuan seorang anak untuk menjalankan multitasking."
Faktor orang tua serta perhatian dari orang-orang terdekat rupanya menjadi hal penting dalam mencegah ataupun mengobati rasa kecanduan dari keranjingan bermain game.
Hal ini diungkapkan pula oleh Fudin Pang yang mengatakan, "Orang tua harus ekstra keras memberinya perhatian dan mengalihkan perhatiannya ke tempat yang lebih positif. Namun semua harus berawal dari keinginan dari individu tersebut, untuk menghilangkan kecanduan bisa menjadi solusi yang tepat sebaiknya di sarankan agar mencari kegiatan yang lebih bermanfaat. Selalu diingatkan kepada yang bersangkutan bahwa waktu adalah uang, manfaatkan sebaik-baiknya, jangan lupa mewujudkan impian dan cita cita Anda. Ingat kesehatan, terutama mata dan syaraf otak. Perbanyak berkumpul bersama keluarga dan teman sehingga bisa lupa sama main game," kata Fudin Pang.
Senada dengan Fudin Pang di atas menurut Devie orang tua harusnya bisa lebih bijak dalam memberikan bimbingan dan perhatian terhadap anak-anaknya supaya tidak kecanduan game apapun, terlebih game Flappy Bird.
Kepada KapanLagi.com® Devie menuturkan, "Melarangnya bukanlah hal yang bijak. Yang akan terjadi malah sang anak atau orang terdekat akan memberontak. Lebih arif bila para orang tua bisa, entah bagaimana caranya, menjadikan game ini sendiri semacam reward. Bila sang anak sudah mengerjakan tugasnya, ia diperbolehkan bermain game. Dengan demikian, rasa tanggung jawab anak akan bertumbuh," pungkas Devie. (kpl/rod/dew).
Hubungi Psikolog Fudin Pang dari "Accurate" Health Center untuk penangananya kecanduan game.
"Accurate" Health Center Medan
Jl. Tilak No. 76 (Simpang Demak)
Telp. (061) 7322480
Medan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar